Selasa, 12 Mei 2009

Aku adalah Aku

Aku tak tahu bagaimana kacaunya suasana hatiku saat ini…Aku sendiri berpikir, seperti apa karakterku yang sebenarnya, apa saja yang ku suka dan yang bisa seketika mematikan dan meruntuhkan aku dalam sekejap. Aku ingin mengerti aku. Aku ingin dia juga tahu. Aku sendiri baru bisa mencatat bahwa aku sangat-sangat tidak suka jika aku disamakan atau disbanding-bandingkan dengan orang lain, aku bahkan membenci ini!
Hal ini aku sadari setelah dua kejadian. Pertama, Pak de Sardi yang tiba-tiba menanyakan “ bagaimana nilaimu? IPK berapa?” ketika aku menjawab dengan penuh antusias “ 3.15 pak de!!”. Dan apa yang Pak de Sardi lakukan? “lho, kok kecil banget, masa lebih besar si reni, Reni aja 3.65?!”. Aku tak suka!
Kedua, Suamiku sendiri, mengatakan bahwa aku kalau bisa melanjutkan S2. Aku mengatakan padanya bahwa aku akan libur dulu setelah S1. Karena aku merasa sangat-sangat lelah. Lagipula kami belum berbulan madu, karena baru lima hari setelah menikah, kami sudah harus berpisah melanjutkan urusan masing-masing. Aku kuliah dan dia bekerja plus kuliah.
Apa Jawabnya? “ Kenapa harus istirahat dulu, S2 kan Cuma sebentar, paling lama dua tahun, temenku saja satu tahun setengah selesai, bahkan ada yang Cuma 8 bulan”. Aku diam, aku mulai gemes! Dia melanjutkan “Si X S1 Cuma 3.5 tahun dengan nilai A semua, coumlaud! IPK adek berapa? Masih 3.27? Masak nggak bisa lebih tinggi lagi. Orang lain saja bisa masak adek nggak bisa?”. Hmm…sepertinya itu kata-kata penyemangat yang keren sekali ya? Tapi asal kalian tahu, itu kata-kata racun yang mematikan! Hatiku seolah runtuh satu-satu jika sudah begini. Aku seolah-olah tak berharga.
Aku diam. Entahlah, hatiku basah. Mataku sudah mengucur. Tetes-tetes itu merembes. Tanpa kuminta, lidahku sudah tak mampu berkata-kata lagi. Aku membisu seketika. Dadaku sesak!
Aku tahu, nilai-nilaiku memang tak begitu bagus. Aku punya nilai C, D, bakan E. Tapi, bukan tak berusaha untuk mendapat nilai bagus. Siapa sih yang tak mau mendapat nilai bagus, AAAA semua, IPK lima kalau ada. Semua juga mau. Tetapi perlu dikethui bahwa kemampuan orang berbeda-beda, prosesnya beda-beda. Saat kuliah pun juga dosennya berbeda. Cara belajarnya berbeda. Kapasitasnya berbeda, Takdir Alloh juga berbeda untuk masing-masing umat.
Aku adalah aku. Tidak ada hubungannya dengan orang lain. Toh belum tentu juga mereka mengalami apa yang aku alami dalam berjuang demi nilai0nilai ini. Ini adalah hasil jerih payahku. Ini halal hasil keringatku sendiri. Dengan cara-cara yang baik. Inilah aku. Jangan disamakan dengan siapapun1
Inilah salah satu sifatku yang baru ku temukan tadi malam. Sebenarnya ini sepele, tetapi aku bisa sangat down jika ini terjadi. Oleh siapapun. Aku juga mencoba berpikir positif, bahwa mungkin tujuan mereka baik, agar aku tidak lengah dan sudah merasa puas dengan yang kucapai ini. Tetapi entahlah, hatiku menolak cara mereka menyemangatiku dengan seolah-olah “mengejek nilaiku…mereka seakan-akan bilang” Iiih, nilaimu jelek banget sih, lihat tuh nilai orang X, Y, Z, bagus-bagus. Kamu bodoh banget sih, gitu aja nggak bisa!!!? Astagfirullah….
Ku mohon, jangan banding-bandingkan aku lagi. Nilaiku memang segitu, dan pastinya akan terus ku perbaiki. Kalian tak perlu terlalu khawatir hingg kalian terlalu menggebu untuk menyemangatiku dengan
Merobohkan tiang-tiangnya.

Lelahku, fathiya Maret 2009

Tidak ada komentar: